Organisasi Angkutan Darat (Organda) mencatat penurunan penumpang bus pariwisata hingga 85 persen akibat terus meluasnya penyebaran virus corona.
Penurunan penumpang ini disebabkan himbauan pemerintah yang menutup tempat wisata di sebagian besar wilayah indonesia.
"Untuk pariwisata lebih 85 persen (penurunan). Kalau di pariwisata, semua daerah berhenti masih ada yang jalan. Tapi hampir di kota-kota besar berhenti, turun drastis. Kalau toh berjalan yang punya kendaraan pribadi,” kata Sekretaris Jenderal Organda, Ateng Haryono, kepada kumparan, Selasa (24/3).
Menurut Ateng, untuk bus pariwisata ukuran besar memiliki kapasitas 40-50 orang. Untuk bus wisata sedang sekitar 17-30 orang dan untuk bus wisata kecil sekitar 11-17 orang. Biasanya untuk bus wisata besar okupasi bisa mencapai 70 persen.
"Sekarang itu dari 25 orang (di hari biasa) jadi 5 orang," katanya.
Ateng mengakui ada beberapa bus pariwisata yang mulai setop beroperasi karena tidak ada penumpang. Sehingga perusahaan mengurangi jumlah armada. Misalnya biasanya 10 armada sekarang hanya 3 armada bus yang jalan.
"Khususnya yang Bali, Jogja Borobudur tutup. Banyak tempat wisata lain ditutup. Ini memang faktanya di lapangan enggak ada penumpang,” jelasnya.
Sementara itu untuk Bus AntarkotaAntarprovinsi (AKAP) ia mengatakan hampir tidak beda jauh. Penurunan penumpang untuk bus AKAP mencapai 75 persen. Adapun angka tersebut untuk penurunan rata-rata penumpang bus AKAP.
https://kumparan.com/